BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
$yJ¯RÎ)
tbqãZÏB÷sßJø9$#
×ouq÷zÎ)
(#qßsÎ=ô¹r'sù
tû÷üt/
ö/ä3÷uqyzr&
4 (#qà)¨?$#ur
©!$#
÷/ä3ª=yès9
tbqçHxqöè?
ÇÊÉÈ
“orang-orang beriman itu Sesungguhnya
bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”.
Dalam syari’at Islam banyak ajaran yang mengandung
muatan untuk lebih mempererat tali persaudaraan dan solidaritas sesama umat Islam.
Betapa penting silaturahmi dalam kehidupan umat islam terutama dalam
pendidikan. Hal ini karena menyambung silaturahmi berpengaruh terhadap
pendidikan karena bekal hidup di dunia dan akhirat, orang yang selalu
menyambung silaturhami akan dipanjangkan usianya dalam arti akan dikenang
selalu. Orang yang selalu bersilaturahmi tentunya akan memiliki banyak teman
dan relasi, sedangkan relasi merupakan salah satu faktor yang akan menunjang
kesuksesan seseorang dalam berusaha. Selain dengan banyaknya teman akan
memperbanyak saudara dan berarti pula ialah meningkatkan ketakwaan kepada
Allah. Hal ini karena telah melaksanakan perintah-Nya, yakni menghubungkan
silaturahmi. Bagi mereka yang bertakwa Allah akan memberikan kemudahan dalam setiap urusannya.
Hubungan
persaudaraan sesama muslim mempunyai kewajiban untuk saling membantu, saling
menghormati, menjenguk ketika sakit, mengantarkan sampai ke kuburan ketika
meninggal dunia, saling mendoakan, larangan saling mencela, larangan saling
menghasud dan lain sebagainya. Semangat persaudaraan di antara sesama Muslim
hendaknya didasari karena Allah semata, karena ia akan menjadi barometer yang
baik untuk mengukur baik-buruknya suatu hubungan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hadits
Persaudaraan Dalam Islam
حديث
عبد الله بن عمر رضى الله عنهما, ان رسول الله عليه وسلم قال: المسلم اخو المسلم
لا يظلمه ولا يسلمه. ومن كان فى حاجة اخيه, كان الله فى حاجته. ومن فرج عن مسلم
كربة من كربات يوم القيامة. ومن ستر مسلما ستره الله يوم القيامة. (متفق عليه)
Artinya :
Hadits Abdullah bin Umar r.a,
bahwasanya Rosulullah SAW bersabda: orang muslim saudaranya muslim, tiada
mendholiminya dan tidak membiarkannya di dholimi, dan barang siapa menunaikan
hajat saudaranya, Allah akan menunaikan hajatnya,
dan barang siapa melapangkan kesulitan orang muslim maka melapangkan
Allah akan ia dari kesulitan-kesulitan di hari kiamat. Dan barang siapa menutupi
aib saudaranya (muslim) Allah akan menutupi aibnya dihari kiamat.(
Bukhari- Muslim)
Mufradat:
Seorang muslim saudara terhadap sesama = اْلمُسْلِمُ أَخُوالْمُسْلِمِ
muslim
tidak menganiyayanya = لَا يَظْلِمُهُ
dan tidak akan dibiarkan dianiaya orang lain = وَلاَ يُسْلِمُهُ
hajatnya = حَاجَتِهِ
Seorang muslim saudara terhadap sesama = اْلمُسْلِمُ أَخُوالْمُسْلِمِ
muslim
tidak menganiyayanya = لَا يَظْلِمُهُ
dan tidak akan dibiarkan dianiaya orang lain = وَلاَ يُسْلِمُهُ
hajatnya = حَاجَتِهِ
Dan siapa yang
melapangkan kesusahan = وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً
seorang muslim
maka Allah akan menutupinya di hari qiyamat = سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
seorang muslim
maka Allah akan menutupinya di hari qiyamat = سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Penjelasan :
a)
Tidak dibolehkan Penganiayaan :
baik badan, hati, maupun perasaannya.
b)
Larangan membuka aib dimuka umum.
c)
Tidak dibolehkan Merendahkan,
meremehkan, serta menyepelekan baik dengan tingkah laku, perbuatan dan
perkataan
Hadits
di atas sangat jelas berbicara mengenai seorang muslim yang dalam keadaan
bagaimana pun saudaranya itu, haruslah dibantu. Baik dia berada dalam keadaan
yang tertindas, juga ketika dia tengah menindas. Inilah keistimewaan ajaran Islam.
Sangatlah biasa jika seseorang membela orang yang dizalimi, karena seluruh
dunia pun akan menyetujui dan berpikir sama tentang hal tersebut. Akan tetapi
bagaimana jika menolong orang yang jelas-jelas menzalimi. Tentulah ini menjadi
sangat spesial dan luar biasa, karena tidak semua berpikiran dan bertindak
seperti ini
B.
Pengertian Ukhuwah
Ukhuwah
yang biasa diartikan sebagai “persaudaraan”, terambil dari akar kata yang pada
mulanya berarti “memperhatikan”. Makna asal ini memberi kesan bahwa
persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara.
Masyarakat
Muslim mengenal istilah Ukhuwah Islamiyah. Istilah ini perlu didudukan
maknanya, agar bahasan kita tentang ukhuwah tidak mengalami kerancauan. Untuk
itu, terlebih dahulu perlu dilakukan tinjauan kebahasaan untuk menetapkan
kedudukan kata Islamiyah dalam istilah diatas. Selama ini ada kesan bahwa
istilah teresebut bermakna “persaudaraan yang dijalin oleh sesama muslim”, atau
dengan kata lain , kata “islamiyah” dujadikan sebagai pelaku ukhuwah itu.
Pemahaman ini kurang tepat. Kata Islamiyah yang dirangkaikan dengan kata
ukhuwah lebih tepat dipahami sebagai adjektiva, sehingga ukhuwah islamiyah
berarti “persaudaraan yang bersifat islami atau yang diajarkan oleh Islam”.
Paling tidak ada dua alasan untuk mendukung pendapat ini. Pertama, Al-Qur’an
dan Hadits memperkenalkan bermacam-macam persaudaraan. Kedua, karena alasan
kebahasaan. Di dalam bahasa arab, kata sifat selalu harus disesuaikan dengan
kata yang disifatinya. Jika yang disifati berbentuk indefinitif maupun feminin,
maka kata sifatnya pun harus demikian. Ini terlihat secara jelas pada saat kita
berkata “ukhuwah Islamiyah dan Al-Ukhuwah
Al-Islamiyah”.
Kata ukhuwah berakar dari kata kerja akha, misalnya
dalam kalimat “akha fulanun shalihan”, (Fulan menjadikan Shalih sebagai
saudara). Makna ukhuwah menurut Imam Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah
keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.
C. Biografi Perawi
1.
Bukhari
Nama sebenarnya adalah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim
dijuluki Al-Mughirah bin Bardizbah. Namun ia dikenal dengan sebutan Imam
Bukhari. Ia lahir di Bukhara pada tahun 194.H
Semua ulama, baik dari gurunya maupun dari sahabatnya memuji dan mengakui ketinggian ilmunya. Ia seorang Imam yang tidak tercela hapalan haditsnya dan kecermatannya. Bukhari mulai menghapal hadits ketika umurnya belum mencapai 10 tahun. Ia mencatat lebih dari seribu guru, hapal 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits tidak shahih.
Karyanya yang amat masyhur di dunia Islam adalah "Al-Jami’us Shahih Al-Musnad min Haditsi Rasulillah wa Sunanihi wa Ayyamihi" yang kemudian terkenal dengan nama kitab "Shahih Al-Bukhari". Kata “Bukhari” sendiri maknanya adalah orang dari negeri Bukhara. Jadi kalau dikatakan "Imam Bukhari", maknanya ialah seorang tokoh dari negeri Bukhara.
Bukhari lahir pada hari Jum’at, 13 Syawal 194 H di tengah-tengah keluarga yang mencintai ilmu sunnah Nabi Muhammad SAW. Ayahnya, Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah, adalah seorang ulama ahli hadits yang meriwayatkan hadits-hadits Nabi dari Imam Malik bin Anas, Hammad bin Zaid, dan sempat pula berpegang tangan dengan Abdullah bin Mubarak. Riwayat-riwayat Ismail bin Ibrahim tentang hadits Nabi tersebar di kalangan orang-orang Irak.
Semua ulama, baik dari gurunya maupun dari sahabatnya memuji dan mengakui ketinggian ilmunya. Ia seorang Imam yang tidak tercela hapalan haditsnya dan kecermatannya. Bukhari mulai menghapal hadits ketika umurnya belum mencapai 10 tahun. Ia mencatat lebih dari seribu guru, hapal 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits tidak shahih.
Karyanya yang amat masyhur di dunia Islam adalah "Al-Jami’us Shahih Al-Musnad min Haditsi Rasulillah wa Sunanihi wa Ayyamihi" yang kemudian terkenal dengan nama kitab "Shahih Al-Bukhari". Kata “Bukhari” sendiri maknanya adalah orang dari negeri Bukhara. Jadi kalau dikatakan "Imam Bukhari", maknanya ialah seorang tokoh dari negeri Bukhara.
Bukhari lahir pada hari Jum’at, 13 Syawal 194 H di tengah-tengah keluarga yang mencintai ilmu sunnah Nabi Muhammad SAW. Ayahnya, Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah, adalah seorang ulama ahli hadits yang meriwayatkan hadits-hadits Nabi dari Imam Malik bin Anas, Hammad bin Zaid, dan sempat pula berpegang tangan dengan Abdullah bin Mubarak. Riwayat-riwayat Ismail bin Ibrahim tentang hadits Nabi tersebar di kalangan orang-orang Irak.
2.
Imam Muslim
Imam
Muslim bernama lengkap Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al
Qusyairi an Naisaburi. Imam Muslim dilahirkan di Naisabur tahun
202 H atau 817 M. Naisabur, saat ini termasuk wilayah Rusia. Dalam sejarah
Islam, Naisabur dikenal dengan sebutan Maa Wara’a an Nahr, daerah-daerah yang
terletak di belakang Sungai Jihun di Uzbekistan, Asia Tengah.
Imam Muslim adalah ahli hadits yang sangat mahsyur disamping
imam Bukhari. Hadits-hadits yang diriwayatkannya mempuyai derajat yang tinggi
sehingga digolongkan dalam hadits shahih. Ia mempelajari hadits sejak kecil dan
bepergian untuk mencarinya ke berbagai kota besar. Banyak sekali ulama yang memujinya.
Setelah mengarungi kehidupan yang penuh berkah, Muslim wafat
pada hari Ahad sore, dan di makamkan di kampung Nasr Abad daerah Naisabur pada
hari Senin, 25 Rajab 261 H. dalam usia 55 tahun. Selama hidupnya, Muslim
menulis beberapa kitab yang sangat bermanfaat
D. Macam-Macam Ukhuwah Islamiyah
Di atas telah dikemukakan arti ukhuwah Islamiyah, yakni ukhuwah yang bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam. Menurut M Quraisy Shihab, berdasarkan ayat-ayat yang ada dalam A-Qur’an, setidaknya ada empat macam bentuk persaudaraan:[1]
Di atas telah dikemukakan arti ukhuwah Islamiyah, yakni ukhuwah yang bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam. Menurut M Quraisy Shihab, berdasarkan ayat-ayat yang ada dalam A-Qur’an, setidaknya ada empat macam bentuk persaudaraan:[1]
1)
Ukhuwah ‘ubudiyyah atau
saudara kesemakhlukan dan ketundukan kepada Allah.kita harus merasa bersaudara
karena kita semua adalah makhluk ciptaan Allah SWT.Meskipun dengan orang yang
berbedaagama,suku,budayadan yang lainnya.Tapi kita tetap merasa bersaudara
karena kita adalah sama-sama makhluk ciptaan Allah SWT.
2)
Ukhuwah Insaniyyah (basyariyyah) dalam
arti seluruh umat manusia adalah bersaudara karena berasal dari seorang ayah
dan ibu.
3)
Ukhuwah Wathaniyah wa an-nasab,
yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan.Kita adalah satu bangsa dan
sama-sama berada di negara yang sama. Sehingga kita harus menjaga keutuhannya
agar bangsa kita ini, menjadi bangsa Indonesia yang tetap bersatu. Meskipun di
indonesia terdapat berbagai macam suku dan agama, tapi sikap toleransi antar
ummat manusia tetapa ktta bangun.
4)
Ukhuwah fi ad-din al-Islam,
persaudaraan muslim. Rasulullah SAW bersabda :
أنتم أصحابى اخواننا الذين يأتون بعدى
Artinya :
“Kalian adalah saudara-saudaraku, saudara-saudara kita adalah yang datang sesudah (wafat)ku.”
Persaudaraan dalam Islam mengandung arti cukup luas tetapi persaudaraan antar sesama muslim adalah pertama dan sangat utama. Sebagiamana disebutkan dalam ayat :
انما المؤمنون اخوة (الحجرات : )
Yang Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” (Q.S. Al-Hujurat : 10)
أنتم أصحابى اخواننا الذين يأتون بعدى
Artinya :
“Kalian adalah saudara-saudaraku, saudara-saudara kita adalah yang datang sesudah (wafat)ku.”
Persaudaraan dalam Islam mengandung arti cukup luas tetapi persaudaraan antar sesama muslim adalah pertama dan sangat utama. Sebagiamana disebutkan dalam ayat :
انما المؤمنون اخوة (الحجرات : )
Yang Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” (Q.S. Al-Hujurat : 10)
Dengan melihat penjelasan tersebut diatas, tentu dipahami bahwa persaudaraan
antar sesama atau ukhuwah patutlah kita jaga. Silaturrahmi sangat penting untuk
dijaga, karena ini sebagai bekal hidup di dunia maupun di akhirat. Seseorang
yang menyambun silaturrahmi akan dipanjangkan usianya dalam arti akan dikenang
sepanjang masa. Orang-orang yang senantiasa memelihara persaudaraan, tentunya
akan memiliki banyak relasi. Sedangkan, relasi adalah merupakan salah satu
faktor yang akan menunjang kesuksesan seseorang dalam berusaha. Selain dengan
banyaknya teman akan memperbanyak saudara dan berarti pula meningkatkan
ketakwaan kepada Allah SWT.
Bagi mereka yang selalu menyambung silaturrahmi akan dipanjangkan usianya.
Adalah sangat logis memerlukan pemahaman dan persepsi yang berbeda. Benar bahwa
umur manusia telah dibatasi oleh Allah, dana tidak ada seorang pun yang mampu
mengubah kehendak Allah. Akan tetapi dengan banyaknya silaturrahmi, maka
perbuatan baik kepada sesama yang akan mendatangkan pahala, tentunya akan terus
terjalin.
Dengan upaya membangun persaudaraan atau silaturrahmi, maka akan menumbuhkan
rasa kasih sayang antar sesama serta menumbuhkan gairah hidup tersendiri.
Sehingga, apabila terjadi problem-problem tertentu, dengan banyaknya pikiran
dan tenaga yang disatukan, tentu segala problematika dengan mudah akan
terselesaikan.
Celupan persaudaraan mencakup dalam
dua aspek: Pertama, sikap atau perilaku yang positif; Kedua,
perasaan atau mental yang positif.
1.
Sikap
atau perilaku
Beberapa hal yang harus terlihat
sebagai hasil celupan ukhuwah dan keimanan di dalam sikap adalah:
1)
Sikap
bersaudara atau menganggap sebagai saudara (Ikhowi).
2) Bersikap lembut (‘Athifah)
3) Mencintai karena Allah (Mahabbah)
4) Menghormati (Ihtirom)
5) Menaruh kepercayaan (Tsiqoh)
2.
Perasaan
atau mental
Beberapa
hal yang harus terlihat sebagai hasil celupan ukhuwah dan keimanan dalam
perasaan (hati) adalah:
1) Rasa atau keinginan untuk saling
menolong (Ta’awun)
2) Mendahulukan kepentingan
saudaranya (I’tsar)
3) Menunjukkan rasa kasih sayang (Rohmah)
4) Saling melengkapi kekurangan
saudaranya; sinergis (Takaaful)
5) Rasa saling memaafkan (Ta’afu)
Semua sikap positif di atas
merupakan hal yang lazim dalam keimanan. Artinya persaudaraan (ukhuwah)
sebenarnya merupakan konsekuensi sebuah keimanan. Tidak ada persaudaraan
(sejati) tanpa keimanan, dan tidak ada keimanan tanpa adanya persaudaraan. Jika
kita mendapati suatu persaudaraan yang tidak dilandasi keimanan, maka kita akan
mendapati bahwa persaudaraan itu tidak akan membawa kemaslahatan dan manfaat
yang saling timbal balik. Sekiranya semua hal di atas (sikap dan perasaan)
telah dilaksanakan, maka umat yang beriman akan sangat mudah dipersatukan.
Karena pemersatu yang terbaik harus sampai dapat menyatukan hatinya. Tidak ada
persatuan hati yang sejati kecuali dilandasi di atas kesamaan iman dan aqidah
Persatuan yang dimaksud di sini
adalah terjadinya keterikatan dan keterkaitan hati yang timbal balik diantara
saudara. Ikatan hati seperti itu tidak mungkin terjadi bila yang mendasarinya
adalah kekuatan materi atau kepentingan lainnya. Ikatan hati hanya akan
terwujud dengan kekuatan aqidah dan persaudaraan yang sejati (QS 8:63). Ikatan
yang kuat yang berdiri di atas benarnya aqidah inilah yang akan kekal selamanya
sampai ke akhirat (QS az-Zukhruf: 67).
Persaudaraan (ukhuwah) yang telah
dijelaskan di atas itulah yang hakiki. Persaudaraan, persahabatan dan
percintaan yang didasarkan di atas kesamaan dan kepahaman
aqidah keislaman (QS 49:10-13).
Menurut Rachmat Safe’I dalam bukunya
Al-hadis Aqidah, Akhlaq, Sosial dan Hukum, Salah satu landasan utama yang mampu
menjadikan umat bersatu atau bersaudara ialah persamaan kepercayaan atau
aqidah. Ini telah dibuktikan oleh bangsa arab yang sebelum Islam selalu
berperang dan bercerai berai, tetapi setelah mereka menganut agama Islam dan
memiliki pandangan yang sama (way of life) baik lahir maupun batin, mereka
dapat bersatu.[2]
Akan tetapi, persamaan akidah yang
dimaksud disini adalah dalam arti sebenarnya, lahir batin bukan hanya label
atau pengakuan saja. Jika tidak demikian, persamaan akidah tidak mungkin mampu
mempersatukan dan mengembalikan kejayaan kembali umat Islam seperti pada masa
pendahulu Islam.
E.
CARA MENJAGA PERSAUDARAAN
Setelah
kita mengetahui urgensi dari sebuah persaudaraan di dalam Islam, mulai saat ini
marilah kita mulai untuk senantiasa menyambung, mempererat, dan menjaga ikatan
silaturahmi kita di jalan Islam. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk dalam
rangka menyambung, mempererat dan menjaga tali persaudaraan Islam, di antaranya
adalah:
Ø Ungkapan
rasa cinta: Mengungkapkan rasa cinta yang selama ini dikenal di kalangan
muda-mudi hanyalah sebatas menyatakan rasa cintanya kepada kekasihnya saja.
Namun, Islam yang mengandung ajaran tertinggi memiliki cakupan yang lebih luas
dari sekedar itu. Mengungkapkan rasa cinta ternyata juga sangat dibutuhkan
dalam rangka mempererat persaudaraan dengan sesama umat Islam. Hal ini
sebagaimana telah dianjurkan oleh Rasulullah saw dalam sabda-sabda beliau: Rasulullah
saw. bersabda, “Apabila seseorang mencintai saudaranya, hendaklah dia
mengatakan cinta kepadanya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Ø Tunjukkan
Wajah Bahagia: Berjumpa dengan seseorang yang memiliki wajah berseri-seri
tentunya akan menorehkan kenangan tersendiri. Wajah yang dengan senyum, penuh
semangat dan tidak menunjukkan rona sendu akan menimbulkan kerinduan bagi
saudaranya. Bisa saja dengan wajah berseri yang telah kita tunjukkan itu akan
memberikan semangat positif bagi saudara yang kita jumpai. Dengan demikian, akan
timbullah kerinduan untuk selalu ingin bertemu dan melihat wajah berseri itu.
Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, walaupun sekadar bertemu saudaramu dengan wajah ceria.” (HR. Muslim)
Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, walaupun sekadar bertemu saudaramu dengan wajah ceria.” (HR. Muslim)
Ø Berjabat
Tangan: Berjabat tangan adalah salah satu bentuk sentuhan fisik yang dapat
menyentuh hati kedua pihak yang melakukannnya jika dilakukan dengan niat tulus
dan penuh semangat karena Allah swt. Genggamlah tangan saudaramu dengan erat
dan hangat, hingga semangat dalam jabat tangan itu dapat meresap dalam
sanubari.
Ø Saling
Berkunjung: Selain dapat mempererat tali persaudaraan di dalam Islam, saling
kunjung-mengunjungi adalah salah satu cara yang akan membawa kita untuk
memperoleh cinta dari Allah swt.
Ø Memberikan
Ucapan Selamat: Tak dapat dipungkiri lagi bahwa perhatian adalah salah satu
bentuk tindakan yang sangat efektif untuk mempererat sebuah hubungan. Dan salah
satu cara untuk menunjukkan perhatian kepada saudara kita adalah dengan
mengucapkan selamat kepadanya manakala ia mendapatkan sebuah kesuksesan.
Persaudaraan di dalam Islam dapat saja menjadi kendur hanya karena sifat saling
acuh dan tidak peduli satu sama lain.
Ø Saling
Memberi Hadiah: Hadits marfu’ dari Anas bahwa, “Hendaklah kamu saling memberi
hadiah, karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan
kekotoran hati.” (HR. Thabrani)
Saling
Membantu: Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang melepaskan kesusahan seorang
mukmin di dunia niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Siapa
yang memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan (urusannya)
di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, niscaya
Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong
hamba-Nya jika hamba tersebut menolong
saudaranya.” (HR. Muslim)
F.
Pengertian
Silahturahmi Dalam Pandangan Ulama’
Silahturahmi adalah menyambung
kekerabatan dalm rangka mempererat persaudaraan antara seseorang dengan orang
lain yang masih ada hubungan kekerabatan dan menyambung kekerabatan antara
sesama umat islam.
Menurut para ‘ulama melaksanakan silahturahmi itu wajib hukumnya dan memutuskan silahturahmi adalah haram atau dosa hukumnya. Dalam hadits Rosullulah SAW bersabda: “ Sebarkanlah islam, sambungkanlah silahturahmi, berilah mkanan, serta sholatlah di malam hari sewaktu orang – orang sedang tidur. Niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat”. ( H.R. At-Tirmidzi )
Menurut para ‘ulama melaksanakan silahturahmi itu wajib hukumnya dan memutuskan silahturahmi adalah haram atau dosa hukumnya. Dalam hadits Rosullulah SAW bersabda: “ Sebarkanlah islam, sambungkanlah silahturahmi, berilah mkanan, serta sholatlah di malam hari sewaktu orang – orang sedang tidur. Niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat”. ( H.R. At-Tirmidzi )
G. Menjaga Silahturahmi
Mengenal garis keturunan adalah
cara mengenal orang yang berhubunghan dengan dzawil arham, baik yang dekat
maupun jauh, agar dapat menjalin kasih saying dan beramah tamah dengan mereka. Sesungguhnya
membina silahturahmi dengan semua kerabat dan bersedekah untuk mereka ( yang
membutuhkan ) merupakan hal – hal yang dianjurkan dalam islam. Dengan
silahturahmi, kita akan banyak berbuat kebaikan dengan sesama manusia yang
berarti pula akan semakin banyak mendapatkan pahala. Silahturahmi akan
menciptakan rasa kasih saying antar sesama muslim dan menciptakan semangat
hidup tersendiri. Karena kita banyak saudara yang bahu – membahu dalam
menyelesaikan permasalahan – permasalahan dalam kehidupan.
H. Ancaman Bagi Orang yang ( memutuskan
Silahturahmi )
Memutuskan Silahturahmi merupakan
perbuatan yang dibenci Allah SWT. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa orang
yang menyambung silahturahmi Allah akan meridhoinya dan orang – orang yang
memutus silahturahmi, maka Allah akan melaknatnya. Karena dengan silahturahmi
akan melahirkan kehidupan yang saling menghormati, dan saling tenggang rasa.
Disetiap manusia mempunyai ego dan
gengsi, sehingga hal itu sering mengalahkan akal sehat. Namun untuk
mempertahankan gengsi bila hanya menyebabkan pelanggaran aturan agama dalam
berhubungan sesama muslim. Sedangkan kita mengetahui betapa pentingnya
persaudaraan dan persatuan umat islam. Adapun ancaman bagi orang yang
memutuskan silahturahmi adalah tidak akan mendapatkan kebahagian kelak di
akhirat.Karena mereka tidak berhak masuk surga. Hal ini sesuai dengan hadits Rasul
SAW: bahwa “Tidak akan masuk surga orang yang memutus ( hubungan famili ) . Abu
Sufyan berkata: Yakni pemutus hubungan famili ( silaturahmi ). ( H.R. Bukhari
Muslim )
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
·
Merujuk pada hadits di atas dapat di
tarik kesimpulan bahwa sesungguhnya membantu saudara kita yang tengah mengalami
kesulitan atau musibah, pada dasarnya adalah untuk membantu diri kita sendiri
kelak. Karena barang siapa memudahkan orang lain yang sedang mengalami
kesusahan, makan Allah swt akan memudahkan kesulitannya di akhirat kelak.
Barang siapa menutup aib saudaranya, maka Allah swt lah yang kelak akan menutup
aibnya di dunia dan di akhirat.
·
Silahturahmi
adalah menyambung kekerabatan dalam rangka mempererat persaudaraan sesama
muslim.
·
Menjaga
silahturahmi sangat dianjurkan dalam ajaran islam. Dan Allah sangat
menyukainya.
·
Allah tidak
menyukai orang – orang yang memutuskan silaturahmi dan Allah tidak akan
memasukannya ke dalam surga
DAFTAR PUSTAKA
Shihab, Quraisyi. Wawasan Al-Qur’an Tafsir Maudhu I atas
berbagai Persoalan Umat, 1996.
Safe’I, Rachmat. Al-Hadis Aqidah, Akhlaq, Sosial dan Hukum,
2003. Bandung:
CV Pustaka Setia
Arief. 2004. Hadits
Nabi SAW. Tulungagung: CV Pustaka Setia
http://47h1.wordpress.com/2011/10/26/hadits-tentang-persaudaraan/diakses
pada 8 Desember 2012 Pukul 19.00 Wib
http://biografi.rumus.web.id/biografi-imam-muslim/diakses
pada 8 Desember 2012 Pukul 19.00 Wib
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/11/07/29/lp37o3-para-perawi-hadits-imam-bukhari-perawi-hadits-yang-utama/
diakses pada 8 Desember 2012 Pukul 19.00 Wib
http://ricky-diah.blogspot.com/2011/04/persaudaraan-sesama-muslim.html/
diakses pada 8 Desember 2012 Pukul 19.00 Wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar