PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Maju mundurnya peradaban islam
tergantung dari sejauh mana dinamika umat islam itu sendiri. Dalam sejarah
islam tercatat, bahwa salah satu dinamika umat islam itu dicirikan oleh
kehadiran kerajaan-kerajaan islam diantaranya Umayah dan Abbasiyah, Umayah dan
Abbasiyah memiliki peradaban yang tinggi, diantaranya memunculkan
ilmuwan-ilmuwan dan para pemikir muslim.
Jatuhnya Daulat Bani Umayyah pada
tahun 750M dan bangkitnya Daulat Bani Abbasiyyah telah menarik perhatiaan
banyak sejarahwan islam klasik. Para sejarawan melihat bahwa kejadian itu unik
dan menarik, karena bukan saja merupakan pergantiana dinasti tetapi lebih dari
itu adalah pergantiaan struktur sosial dan idiologi. Maka, banyak sejarahwan
yang menilai bahwa kebangkitan Daulat Bani Abbasiyyah merupakan suatu revolusi
dalam arti kata yang sebenarnya.
Masa kekhalifahan bani abasiyah merupakan
masa kejayaan umat islam sepanjang sejarah. Pada masa itu titik berat
pemerintahan bukan lagi pada perluasan wilayah yang banyak melibatkan kekuasaan
militer, akan tetapi pada peradapan dan kebudayaan. Dengan demikian, pada masa
itu banyak muncul hasil karya yang menjadi pelopor dalam dunia pengetahuan
modern.
B. Batasan Masalah
Mengingat luasnya materi yang
berkenaan dengan Bani Abbaiyah, maka pada makalah ini kami hanya membahas
sekitar:
a.
Berdirinya
Bani Abbasiyah.
b. Masa Pemerintahan
Bani Abbasiyah
c.
Kemajuan
Dinasti Bani Abbasiyah
d. Kehancuran
Dinasti Bani Abbasiyah
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan batasan
masalah di atas, kami merumuskan masalah yaitu ‘’Bagaimana peradapan Islam pada
pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah, dan aspek-aspek system pemerintahan Bani
Abbasiyah sehingga mengalami masa kemajuan Islam’’.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui secara lebih rinci
bagaimana peradapan Islam pada pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah dan
memperdalam wawasan bagi kami untuk mengaji lebih dalam mengenai perkembanagan
peradapan Islam yang sangat panjang, khususnya pada mata kuliah Sejarah
Peradapan Islam.
PEMBAHASAN
A. Bani Abbasiyah
Kekhalifahan Bani
Abbasiyah didirikan oleh Abu Abbas as-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah
bin Abas. Ia merupakan generasi kelima dari Abbas bin Muthalib ( paman nabi
Muhamad saw). Sejak jaman Nabi Muhamad saw, Abbas merupakan pembela Islam yang
kuat. Anaknya, Abdullah, banyak meriwayatkan hadis dari Nabi Muhammad saw.
Setelah berakhirnya masa
pemerintahan Khulafaurrasyidin, kepemimpinan Islam dipegang oleh Bani Umayah.
Sebagai salah satu dari keluarga dekat Nabi Muhammad saw. Bani Abbasiyah merasa
berkewajiban meluruskan penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Bani
Umayyah. Untuk mencapai hal itu Bani Abbasiyah bergabung dengan golongan Syiah
( pendukung Ali bin Abi Talib ) serta orang-orang Persia yang mengalami nasib
tertindas pada masa pemerintahan Bani Umayyah.
B. Berdirinya Bani Abbasiyah
Pergantian
kekuasaan dari Bani Umayyah ke Bani Abbasiyah di picu oleh kondisi pemerintahan
pada masa itu yang sangat lemah. Hal itu menimbulakan banyak kekecewaan di
kalangan masyarakat yang berujung pada keruntuhan kekhalifahan Bani Umayyah.
Pada akhir pemerintahan Bani Umayyah, Bani
Abbasiyah melakukan berbagai usaha propaganda untuk mendapatkan dukungan dari
rakyat.
1. Tokoh-tokoh pendiri Bani Abbasiyah
Beberapa tokoh
yang berperan pentin\\g dalam proses berdirinya Bani Abbasiyah adalah sebagai
berikut.
a. Muhammad bin Ali
Muhammad bin Ali merupakan peletak dasar-dasar pendirian kekhalifahan Bani
Abbasiyah. Ia memulai gerakan yang disebut dakwah , yaitu gerakan
propaganda kepada umat Islam bahwa yang lebih berhak memegang jabatan
kekhalifahan adalah kelompok Bani Abbasiyah. Gerakan ini berhasil menjaring
pengikut-pengikut yang setia, terutama di wilayah khurasan.
b. Abu Abbas as-Saffah bin
Muhammad
Ia meneruskan usaha ayahnya dalam gerakan dakwah. Setelah gerakan
berhasil menumbang Khalifah Marwan (khalifah terakhir Bani Umayyah), ia
dikukuhkan menjadi khalifah dan dianggap sebagai pendiri kekhalifahan Bani
Abbasiyah. Akan tetapi, ia hanya memerintah dalam waktu yang relative pendek,
yaitu empat tahun (750-754M).
c. Abu Muslim al-Khurasani
Ia merupakan tokoh kunci dalam gerakan dakwah Bani Abbasiyah. Kelihaiannya dalam
berpropaganda berhasil menarik banyak pengikut di daerah asalnya,Khurasan.
Setelah kelompok Bani Abbaiyah cukup kuat, mereka mulai menyerang kekuatan Bani
Umayyah di daerah tersebut dengan Abu Muslim al-khurasani sebagai panglimanya.
Hal itu berakhir dengan tumbangnya Khalifah Marwan dari Bani Umayyah.
2. Pergeseran Pusat Kekuasaan dari Damaskus ke Bagdad
Semula Khalifah Abu Abas as- Saffah memilih kota Kufah sebagai tempat ibu kota
pemerintahan. Kota ini di pilih karena merupakan tempat diproklamasikan
kekhalifahan Bani Abbasiyah. Karena sebagian besar warga Kota Kuffah adalah\
kelompok Syiah, ia memindahkan ibu koto ke Hirah.
Setelah beberapa saat lamanya, ia kembali merasa tidak cocok di Hirah sehingga
memindah ibu kota ke Anbar. Di kota itu Khalifah Abu Abbas as- Saffah membangun
istana yang di beri nama Istana Hasyimiyah. Namun itu berasal dari nama kakenya
yang bernama Hasyim bin Abdul Manaf. Di kota Anbar ini pula terjadi
pemberontakan Abu Muslim al-Khurasani, orang yang berjasa dalm proses
berdirinya kekhalifahannya Bani Abbasiyah.
Ketika Bani Abbas as-Saffah meninggal dunia, saudaranya yang bernama Abu Ja’far
al-Mansur menggantikan sebagai khalifah. Ia mendirikan istana di Kufah
yang di beri nama Istana Hasyimyah II. Hal itu untuk membedakan dengan Istana
Hasyimiyah yang dibangun oleh Abu Abbas as-Saffah.
Pada tahun 762 M Khalifah Abu Ja’far al-Mansur memindahkan ibu kota ke Bagdad
karena kota Anbar di anggap sudah tidak cocok lagi. Bagdad adalah sebuah kota
kuno yang terletak di sebelah barat Sungai Tigris. Bagdad merupakan pusat
perdagangan yang sering dikunjungi pedagang dari India dan Cina. Selain itu,
Bagdad menjadi pusat perdagangan, ilmu pengetahuan, kesenian dan kebudayaan
yang penting di dunia ketika itu.
C. Masa Pemerintahan Bani Abbasiyah
Pemerintah
Bani Abbasiyah di mulai oleh pendirinya, Abu Abbas as-Saffah. Ia hanya
memerintah selama empat tahun, yaitu antara tahun 750-754M. Selama masa
pemerintahannya Bani Abbasiyah, pola pemerintahan yang diterapkan
berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Berdasarkan
perubahan pola pemerintahan itu, para sejarahwan membagi masa pemerintahan Bani
Abbasiyah menjadi lima periode yaitu:
1.Periode Pertama (132 H/750 M – 232
H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama.
2.Periode Kedua (232 H/847 M – 334
H/945 M), disebut masa pengaruh Turki pertama.
3.Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055
M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah.
Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
4.Periode Keempat (447 H/1055 M –
590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani sejak dalam pemerintahan khalifah
Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.
5.Periode Kelima (590 H/1194 M – 656
H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya
hanya efektif disekitar kota Baghdad.
Adapun beberapa khalifah Bani
Abbasiyah yang menonjol adalah sebagai berikut.
1. Abu Ja’far al-Mansur
Abu Ja’far al-Mansur memerintah tahun 754-775 M. ia adalah khalifah yang
memindahkan pust pemerintahan dari al-Hasyimiyah, sebuah kota di dekat Kufah,
ke Bagdad yang terletak di dekat Csetiphon, bekas ibu kota Persia pada tahun
762 M. ia juga mengangkat seorang wazir sebagai kepala departemen. Orang
pertama yang di angkatnya menjadi wazir adalah Khalit bin Bermak, orang Persia
dari kota Balkh.
Hal ini yang menjadi awal masuk
masuknya pengaruh pengaruh Persia dalam pemerintahan Bani Abbasiyah. Khalifah
Abu Ja’far al-Mansyur juga membentuk beberapa Lembaga, seperti Lembaga
Protokol Negara, Lembaga Sekretaris Negara, dan Lembaga Kepolisian Negara.
Menunjuk Muhammad bin Abdurahman sebagai Hakim Negara. Selain itu, Jabatan Pos
yang sebelumnya hanya bertugas mengantar surat, fungsinya ditambah untuk
menghimpun informasi dari daerah sehingga menghimpun informasi dari daerah
sehingga memperlancar administrasi pemerintahan.
Dalam bidang militer, Khalifah Abu
Ja’far al-Mansur berusaha memperluas wilayah kekuasaannya. Usaha-usaha itu
adalah sebagai berikut:
1). Menaklukan Kota Malatia,
Coppadocia, dan Sisilia antara tahun 756-758 M.
2) Berdamai dengan Khaisar
Constantine V dari Byzantium, dengan kesediaan Kaisar
Constantine
V untuk membayar upeti antara tahun 758-765 M.
3). Melawan Turki Khazar di
Kaukasus.
4). Melawan suku Daylami di Laut
Kaspia.
2. Harun ar-Rasyid
Harun ar-Rasyid memerintah dari tahun 786-806 M. masa pemerintahan Harun
ar-Rasyid merupakan puncak kejayaan bani Abbasiyah. Pada masa itu banyak
didirikan fasilitas-fasilitas sosial, seperti rumah sakit, rumah farmasi, serta
pemandian-pemandian umum. Jumlah dokter pada waktu itu mencapai 800 orang.
Selain itu Harun ar-Rasyid juga memajukan sector pertanian dengan membangun
saluran irigasi. Oleh karena itu masyarakatnya memiliki tingkat kemakmuran,
kesejahteraan sosial, kesehatan, dan pendidikan yang tinggi.
Negara Islam menjadi Negara yang
kuat dan tak tak tertandingi. Harun ar-Rasyid adalah seorang raja besar Islam
di zaman itu dan hanya Karel Agung (742-814 M) di Eropa yang dapat menjadi
bandingannya. Jasa dibidang ilmu pengetahuan dan pemikiran masih dapat
dinikmati hingga sekarang.
3. Al-Ma’mun
Al-Ma’mun memerintah selama 20 tahun dari tahun 813-833 M. ia adalah seorang
Khalifah yang sangat cinta ilmu. Ia menggalakan penerjemahan buku-buku asing,
terutama dari Yunani. Untuk melakukan hal itu, ia menggaji
penerjemah-penerjemah professional dari berbagai agama.
Khalifah al-Ma’mun juga membangun Bait
al-Hikmah yang menjadi pusat penerjemahan dan perpustakaan. Dengan demikian,
Bagdad berkembang menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
4. Al-Mu’tashim
Al-Mu’tashim
adalah khalifah berikutnya (833-842 M),memberi peluang besar kepada orang-orang
Turki untuk masuk dalam pemerintahan,,keterlibatan mereka dimulai sebagai
tentara pengawal. Tidak seperti pada masa daulat Umayyah, dinasti Abbasiyah
mengadakan perubahan sistem ketentaraan. Tentara dibina secara khusu menjadi
prajurit-prajurit professional. Dengan demikian,kekuatan militer dinasti Bani
Abbas menjadi sangat kuat.
a.Kondisi politik pada masa Bani Abbasiyah
Seiring dengan lamanya masa
pemerintahan Bani Abbasiyah yang hampir empat enam abad, kondisi polotik dan
pemerintahan Bani Abbasiyah selalu berubah. Hal itu disebabkan oleh latar
berdirinya kekhalifahan Bani Abbasiyah yang diwarnai percekcokan politik, perbedaan
social budaya dan pertentangan ideology. Pada periode pertama dan ketiga,
pemerintah Bani Abbasiyah mendaoat pengaruh yang kuat dari orang-orang Persia.
Periode kedua dan keempat pemerintah Bani Abbasiyah banyak dipengaruhi
orang-orang Turki, sedangkan periode kelima pemerintahan Bani Abbasiyah tidak
dipengaruhi pihak mana pun.
b. Dalam bidang pemerintahannya, Bani Abbasiyah
melakukan usaha-usaha,
1). Mengangkat wazir dengan tugas membantu khalifah
dalam
Menjalankan
pemerintahan.
2). Membentuk Dewan Sekretaris Negara (Diwanul
Kitabah), yang terdiri
Dari sekretaris
persuratan, sekretaris keuangan, sekretaris tentara, sekretaris
kepolisian, dan
sekretaris kehakiman.
3). Membentuk departemen yang bertugas membantu wazir
4). Mengangkat Amir dan Syaih al-Qura
5). Membentuk angkatan bersenjata yang terdiri dari
Angkatan Darat dan
Angkatan Laut.
6). Membentuk Baitul Mal atau Kas Negara.
7). Membentuk Mahkamah Agung.
c. Dalam bidang perekonomian, pemerintah Bani
Abbasiyah melakukan
pembangunan di beberapa sector
antara lain,
(a). Sektor perdagangan
(b). Sektor pertanian
(c). Sektor perindustrian
4. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Pada masa Bani Abbasiyah ilmu
pengetahuan dalam berbagai bidang mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Faktor-faktor yang mendorong perkembangan ilmu
pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah adalah.,
a.
Asimilasi
bangsa Arab dab non Arab
b. Adanya
gerakan penerjemah
Perkembanagan dua bidang ilmu itu adalah sebagai
berikut,
a.Ilmu Pengetahuan Agama
Pada masa itu ditemukan dua macam metode penafsiran
Al-Quran. Dua metode tesebut adalah,
1. Metode
Tafsir bil-Ma’sur
Metode ini menafsirkan Al_Qur’an berdasarkan
penafsiran yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. Dan para sahabatnya yang
termuat dalam hadis.
2. Metode
Tafsir bir-Ra’yi
Metode ini disebut juga metode rasional. Penafsirannya
sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pikiran serta perkembangan dalam filsafat
dan ilmu pengetahuan.
Empat ulama mazhab yang hidup pada
masa Bani Abbasiyah adalah, Imam Abu Hanifah, dalam pendapt-pendapt hukumnya
dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi di Kufah kota yang brada di
tengah-tengah Kebudayaan Persia yang mencapi tingkat kemajuan yang tinggi. Ulama lain ialah Imam Malik, Imam Syafi’I, Imam Ahmad bin
Hanbal. Keempat imam mahab tersebut mempunyai pengaruh yang sangat penting
dalam perkembangan agama islam.
b. Ilmu Pengatuhan Umum
Ilmu pengetahun umum juga berkembang pesat pada masa
itu. Hal itu ditunjukan dengan munculnya ilmuan-ilmuan muslim dalam bebrbagai
bidang.
Ilmuan- ilmuan itu antara lain sebagai berikut,
a.
Al-Fazari.
Ilmuan dibidang astronomi
b. Al-Fargani,
ilmuan di bidang astronomi
c.
Ar-Razi,
ilmuan di bidang kedokteran
d. Ibnu Sina,
bidang kedokteran dan filsafat
e.
Abbu Ali
Hasan al-Hayatami, ilmu di bidang optika
f.
Jabar bin
Hayyan, ilmuan di bidang kimia
g. Muhammad bin
Musa alKhawarizmi, ilmuan matematika dan astronomi
h. Al-Mas’udi,
ilmuan dalam bidang sejarah dan geografi
i.
Al-Farabi,
ilmuan dalam bidang filsafat.
Pada masa Bani Abbasiyah muncul gearakan-gerakan
yang berlatar belakang idiologi yang menggangu stabilitas politik pemerintah.
Gerakan-gerakan itu adalah,
(1). Gerakan ar-Rawandiyah
(2). Gerakan al-Muqanniyah
(3). Gerakan al-Khuramiyah
(4). Gerakan az-Zanadiqah (zindik).
Pada masa Bani Abbasiyah masyarakat terbagi menjadi
dua kelas, yaitu,
a.
Kelas
khusus, terdiri dari khalifah dan familinya, para pembesar, para bangsawan,
anggota tentara dan pembantu istana.
b. Kelas umun,
yaitu terdiri dari seniman, pujangga, ulama, fukaha, saudagar, pengusaha,
tukang dan petani.
Pada masa Bani Abbasiyah masyarakatnya terdiri dari
berbagai bangsa, yaitu Magribi, Mesir, Syam, Arab, Irak, Persia, Sind dan
Turki.
D. Kemajuan Dinasti Bani Abbasiyah
Setiap dinasti mengalami fase-fase
yang dikenal dengan fase pendirian, fase pembangunan dan kemajuan, fase
kemunduran dan kehancuran. Pada masa pemerintahan, masing-masing memiliki
berbagai kemajuan dari beberapa bidang, diantaranya bidang politik, bidang
ekonomi, bidang sosial. Pada masing-masing bidang memiliki kelebihan dan
kekurangan.
1. Bidang Politik dan Kebudayaan
Dalam periode ini banyak tantangan
dan gerakan politik yang mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas
sendiri maupun dari luar. Kemajuan politik dan kebudayaan yang di capai oleh
pemerintahan islam pada masa ini tidak ada tandingannya di kala itu. Kemajuan
politik berjalan seiring dengan kemajauan peradapan dan kebudayaan sehingga
Islam mencapai masa keemasan, kejayaan, dan kegemilanagan.
Gerakan-gerakan ini seperti sisa-sisa Bani Umayyah dan kalangan intern Bani
Abbas, revolusi al-khawarij di Afrika utara, gerakan zindik di Persia, gerakan
Syi’ah dan konflik antar bangsa serta aliran pemikiran keagamaan, semuanya
dapat dipadamkan.
2. Bidang Ekonomi
Pada masa al-Mahdi perekonomian mulai
meningkat dengan peningkatan di sektor pertanian, melalui irigasi dan
peningkatan hasil pertambangan seperti perak, emas, tembaga dan besi.
Terkecuali itu dagang transit antara timur dan barat juga banyak membawa
kekayaan. Bahsrah menjadi pelabuhan yang penting.
3. Bidang Sosial
Popularitas daulat Abbasiyah
mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M) dan puteranya
Al-Ma’mun (813-833 M). Kekayaan yang banyak di manfaatkan Harun Al-Rasyid untuk
keperluan sosial. Rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan farmasi
didirikan. Pada masanya sudah terdapat paling tidak 800 orang dokter. Disamping
itu pemandian-pemandian juga dibangun. Tingkat kemakmuran yang paling tinggi
terwujud pada zaman khalifah ini, kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan,
ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta kesusastraan berada pada zaman
keemasannya.
Pemerintahan bani Umayah adalah
pemerintahan yang memiliki wibawa yang besar sekali, meliputi wilayah yang amat
luas, mulai dari negeri sind dan berakhir di negeri Spanyol. Ia demikian
kuatnya sehingga apabila seseorang menyaksikannya, pasti akan berpendapat bahwa
usaha mengguncangkannya adalah sesuatu yang tidak mudah bagi siapapun. Namun
jalan yang ditempuh oleh pemerintahan Bani Umayyah, meskipun ia dipatuhi oleh
sejumlah besar manusia yang takluk kepada kekuasaannya, tidak sedikitpun
memperoleh penghargaan dan simpati dalam hati mereka. Itulah sebabnya belum
sampai berlalu satu abad dari kekuasaan mereka, kaum Bani Abbas berhasil
menggulingkan singgasananya dan mencampakannya dengan mudah sekali. Dan ketika
singgasana itu terjatuh, demikian pula para rajanya, tidak seorangpun yang
meneteskan air mata menangisi mereka.
Adapun penyebab keberhasilan kaum
penganjur berdirinya Khilafah Bani Abbas ialah karena mereka berhasil
menyadarkan kaum muslimin pada umumnya, bahwa Bani Abbas adalah keluarga yang
paling dekat kepada Nabi saw, dan bahwasanya mereka akan mengamalkan al-Qur’an
dan Sunnah rasul dan menegakkan syari’at Allah.
Kalifah Harun al-Rasyid dikenal
sebagai khalifah yang mencintai seni dan ilmu. Ia banyak meluangkan waktunya
untuk berdiskusi dengan kalangan ilmuwan dan mempunyai apresiasi yang tinggi
terhadap seni.
Dinasti Bani Abbas pada periode
pertama lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam dari pada
perluasan wilayah. disinilah perbedaan pokok antara Bani Abbas dan Bani
Umayyah.
E. Kehancuran Dinasti Bani Abbasiyah
Berakhirnya kekuasaan dinasti Seljuk
atas Baghdad atau khalifah Abbsiyah merupakan awal dari periode kelima. Pada
periode ini, khalifah Abbasiyah tidak lagi berada dibawah kekuasaan suatu
dinasti tertentu, walaupun banyak sekali Dinasti islam berdiri. Ada diantaranya
dinasti yang cukup besar, namun yang terbanyak adalah dinasti kecil. Para
khalifah Abbasiyah, sudah merdeka dan berkuasa kembali, tetapi hanya di Baghdad
sekitarnya. Wilayah kekuasaan khalifah yang sempit ini menunjukan kelemahan
politiknya.
Pada masa inilah tentara Mongol dan
tentara menyerang Baghdad. Baghdad dapat direbut dan dihancur luluhkan tanpa
perlawanan yang berarti. Kehancuran Baghdad akibat serangan tentara Mongol ini
adalah awal babak baru dalam sejarah islam, yang disebut masa pertengahan.
Sebagaimana dalam periodisasi
khalifah Abbasiyah, masa kemunduran dimulai sejak periode kedua, namun demikian
factor-faktor penyebab kemunduran itu tidak datang secara tiba-tiba,
benih-benihnya sudah terlihat pada periode pertama, hanya khalifah pada saat
periode ini sangat kuat, benih-benih ini tidak sempat berkembang. Dalam sejarah
kekuasaan Bani Abbas terlihat bahwa apabila kalifah kuat, para mentri cenderung
berperan sebagai pegawai sipil, tetapi jika khalifah lemah, mereka akan
berkuasa mengatur roda pemerintahan.
Disamping kelemahan khalifah, banyak
factor yang menyebabkan khalifah Abbasiyah menjadi mundur, masing-masing factor
tersebut saling berkaitan satu sama lain. Beberapa diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Persaingan Antarbangsa
Khilafah Abbasiyah didirikan oleh
Bani Abbas yang bersekutu dengan orang-orang Persia. Persekutuan
dilatarbelakangi oleh persamaan nasib kedua golongan itu pada masa Bani Umayyah
berkuasa. Keduanya sama-saama tertindas. Setelah khilafah Abbasiyyah berdiri,
dinasti Bani Abbas tetap mempertahankan persekutuan itu. Menurut Stryzewska,11
ada dua sebab dinasti Bani Abbas memilih orang-orang Persia daripada
orang-orang Arab. Pertama, sulit bagi orang-orang Arab untuk melupakan Bani
Umayyah. Pada masa itu mereka merupakan warga kelas satu. Kedua, orang-orang
Arab sendiri terpecah belah dengan adanya Ashabiyyah kesukuan. Dengan demikian,
khilafah Abbasiyyah tidak ditegakkan di atas `ashabiyyah tradisional.
Selain itu, wilayah kekuasaan
Abbasiyyah pada periode pertama sangat luas, meliputi berbagai bangsa yang
berbeda, seperti Maroko, Mesir, Syria, Irak, Persia, Turki dan India. Mereka
disatukan dengan bangsa Semit. Kecuali Islam, pada waktu itu tidak ada
kesadaran yang merajut elemen-elemen yang bermacam-macam tersebut dengan kuat.
Akibatnya, disamping Fanatisme kearaban, muncul juga fanatisme bangsa-bangsa
lain yang melahirkan gerakan syu`ubiyah.
Kecenderungan masing-masing bangsa
untuk mendominasi kekuasaan sudah dirasakan sejak awal khalifah Abbasiyyah
berdiri. Akan tetapi, karena para khalifah adalah orang-orang kuat yang mampu
menjaga keseimbangan kekuatan, stabilitas politik dapat terjaga. Setelah
Al-Mutawakkil, seorang khlaifah yang lemah, naik tahta, dominasi tentara turki
tak terbendung lagi. Sejak itu kekuasaan Bani Abbas sebenarnya telah berakhir.
Kekuasaan berada di tangan orang-orang Turki. Posisi ini kemudian direbut oleh
Bani Buwaih, bangsa Persia pada periode ketiga dan selanjutnya beralih kepada
dinasti Saljuk pada periode keempat.
2. Kemerosotan Ekonomi
Khalifah Abbasiyyah juga mengalami
kemunduran dibidang ekonomi bersamaan dengan kemunduran di bidang politik. Pada
periode pertama, pemerintahan Bani Abbas merupakan pemerintahan yang kaya. Dana
yang masuk lebih besar dari yang keluar, sehingga Bait al-Mal penuh dengan
harta. Pertambahan dana yang besar diperoleh dari al-Kharaj, semacam pajak
hasil bumi.
Setelah khilafah memasuki periode
kemunduran, pendapatan Negara menurun, sementara pengeluaran meningkat lebih
besar. Menurunnya pendapatan Negara itu disebabkan oleh makin menyempitnya
wilayah kekuasaan, banyaknya terjadi kerusuhan yang mengganggu perekonomian
rakyat, diperingannya pajak dan banyaknya dinasti-dinasti kecil yang
memerdekakan diri dan tidak lagi membayar upeti. Sedangkan pengeluaran
membengkak antara lain disebabkan oleh kehidupan para khalifah dan pejabat
semakin mewah, jenis pengeluaran makin beragam, dan para pejabat melakukan
korupsi.
3. Konflik Keagamaan
Fanatisme keagamaan berkaitan erat
dengan persoalan kebangsaan. Karena cita-cita orang Persia tidak sepenuhnya
tercapai, kekecewaan mendorong sebagian mereka mempropagandakan ajaran
Manuisme, Zoroasterisme dan Mazdakisme. Gerakan ini dikenal dengan gerakan
Zindiq yang menyebabkan menurut para khalifah dan orang-orang yang beriman
harus diberantas, sehingga menyebabkan konflik diantara keduanya, mulai polemik
tentang ajaran hingga berlanjut kepada konflik bersenjata yang menumpahkan
darah dari kedua belah pihak.
Pada saat gerakan ini mulai
tersudut, pendukungnya banyak berlindung dibalik ajaran Syi`ah, sehingga banyak
aliran syi`ah yang dipandang ghulat (ekstrem) dan dianggap menyimpang oleh
penganut Syi`ah sendiri. Aliran Syi`ah memang dikenal sebagai aliran politik
dalam Islam yang berhadapan dengan faham Ahlussunnah wal Jama`ah.
Konflik yang dilatarbelakangi agama
tidak terbatas pada konflik antara muslim dan zindik atau ahlussunnah dengan
syi`ah saja, tetapi juga antaraliran dalam Islam. Mu`tazilah yang cenderung
rasional dituduh sebagai pembuat bidah oleh golongan salaf.
4. Ancaman dari luar
Apa yang disebutkan di atas adalah
factor-faktor internal. Disamping itu, ada pula factor-faktor eksternal yang
menyebabkan khalifah Abbasiyah lemah dan akhirnya hancur. Pertama, perang salib
yang berlangsung beberapa gelombang atau periode dan menelan banyak korban.
Kedua, serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas, dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu, Kekuasaan dinasti Bani Abbasiyah atau khalifah
Abbasiyah, sebagaimana disebutkan melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah.
Dinamakan Bani Abbasiyah karena para pendiri dan pengusaha dinasti ini adalah
keturunan al-Abbas paman Nabi Muhammad saw. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh
ibn al-Abass. Kekusaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari
tahun 132H (750M) sampai dengan 656H (1258M). selama dinasti ini berkuaa, pola
pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik,
sosial, dan budaya.
Kemajuan politik dan kebudayaan yang
pernah dicapai oleh pemerintahan Islam pada masa klasik, kemajuan yang tidak
ada tandingannya di kala itu. Pada masa itu kemajuan politik berjalan seiring
dengan kemajuan peradapan dan kebudayaaan, sehingga Islam mencapai masa
keemasan , kejayaan dan kegemilangan. Masa keemasan ini mencapai puncaknya
terutama pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah pada periode pertama yang di sebut dengan
periode pengaruh Persia pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M). Namun sayang,
setelah periode ini berakhir, Islam mengalami masa kemunduran
DAFTAR PUSTAKA
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:Raja
Grafindo Persada,
2008
Stryzewska Bojena Gajane, Tarikh al-Daulat
al-Islamiyah, Beirut: al-maktab
al-Tijari, Tanpa Tahun
Darsono, Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam,
Solo:Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2003
Nasution Harun, Islam Di Tinjau Dari Berbagai
Aspeknya, Jakarta : UI Press,
1985
Bojena Gajane Stryzewska, Tarikh al-Daulat
al-Islamiyah, (Beirut : al-maktab al-Tijari, Tanpa Tahun), h.
360
Harun Nasution, Islam di tinjau dari berbagai
aspeknya, jilid 1, (Jakarta : UI Press, 1985, cetakan kelima), hlm. 58
Casinos Near Harrah's Casino and Resort - Mapyro
BalasHapusCasinos 강원도 출장안마 Near Harrah's Casino and Resort · Hollywood Casino 고양 출장마사지 at Charles Town Races · Hollywood Casino 전라북도 출장샵 at South Point Inn & Suites by Wyndham Lake 세종특별자치 출장샵 · Casinos Near 부천 출장마사지