Kamis, 06 Desember 2012

contoh hasil observasi desa klungkung


Judul: Wawancara Komunikasi Antar Budaya
Informan: Husain
Lokasi: Desa Klungkung, Sukorambi, Jember
Waktu : Sabtu, 17 November 2012/ Jam 15.00 – 16.00 wib
Desa klungkung terletak di daerah jember bagian utara kecamatan sukorambi kabupaten Jember. Cuaca yang panas tidak mengoyahkan niat kami untuk menuju desa dimana saya harus menempuh perjalanan yang menanjak dan berbatu, maklum saja karena desa klungkung merupakan daerah pegunungan. Sebelum saya menuju lokasi untuk melakukan observasi tentang komunikasi antar budaya, saya sudah memiliki rekan mahasiswa STAIN Jember yang tinggal di lokasi observasi. Sehingga hal itu memudahkan saya untuk melakukan observasi.  saya  bersama kakak saya berniat untuk mampir kerumahnya terlebih dahulu. sayangnya kami masih belum tau pasti dimana lokasi tempat tinggal rekan saya tersebut, dan sayapun bertanya dengan warga setempat, kata salah seorang bapak yang tinggal di daerah  tersebut kami masih harus kembali dan belok kiri karena rumah rekan saya tersebut ada di daerah yang lumayan tinggi.
Kami pun kembali dan mencari rumah rekan saya tersebut namun ternyata belum ada hasil sehingga kami berhenti dan bertanya kembali kepada warga yang katanya rumah rekan saya tersebut tidak didaerah warga tersebut malah daerah tersebut sudah dekat dengan daerah perkebunan miliik perhutani yang ternyata jalannya lumayan sulit untuk dilewati karena aspal yang rusak dan menanjak, ketika saya ingin menghubunginya ternyata hp saya sulit mendapatkan sinyal jadi, saya masih harus mencari sinyal setidaknya saya harus bisa menghubungi rekan saya tersebut. Namun setelah sekitar beberapa menit sinyalpun masih tak kunjung saya temukan dan akhirnya sayapun mulai kembali berbelok lalu kami beristirahat dirumah warga yang disamping rumah nya terdapat mushalla sambil duduk-duduk menunggu mungkin saja teman kami mau menjemput kami.
Akhirnya sang pemilik rumah yang kebetulan seorang ibu- ibupun keluar dan langsung saja lagi lagi kami bertanya dengan ibu tersebut yang mungkin mengetahui rekan saya tersebut.
Alhamdulillah ibu itu mengenal rekan saya tersebut dan  ternyata anak dari ibu itu juga bernama sama dengan rekan saya, jadi kami berfikir kalau mungkin warga yang sebelumnya kami tanyai mengira bahwa nama rekan saya tersebut adalah anak dari ibu ini…
Tanpa menunggu waktu lama karena cuaca juga semakin panas langsung saja kami berpamitan dan berterimakasih lalu lansung meneruskan perjalanan kami yang jalannya lumayan sulit kami lewati tersebut. Dan sekitar 15 menit kami mengendarai sepeda motor akhirnya saya menemukan seseorang berdiri disamping sebuah jalan sedang menunggu yang wajahnya sudah tidak asing lagi. Ya benar, itu rekan saya yang dari tadi kami cari. Syukurlah kami sudah sampai di tempat tujuan.
Setelah itu kami beristirahat dan juga bersilaturahmi dirumahnya sebelum melanjutkan kerumah kepala desa klungkung, karena waktu sudah siang sekitar pukul 12.15 dan cuaca juga masih panas.
Barulah sekitar pukul 15.00 kami menuju rumah Bapak Kepala Desa Klungkung yang rumahnya tak jauh dari tempat rekan saya tersebut. Sebelum memulai wawancara kami harus memperkenalkan diri terlebih dahulu supaya beliau tidak mengira hal yang macam- macam kepada kami. Dan lansung saja kami memulai wawancara seputar kebudayaan disana. “Apa yang menjadi kebudayaan warga di Desa Klungkung yang masih tersisa saat ini?” sambil tersenyum Bapak Kepala Desa yang akrabnya di panggil Pak Husain yang sudah menjabat selama 14 tahun lamanya. Pak Husainpun menjawab bahwa kebudayaan didesa klungkung sudah mulai luntur seperti halnya dahulu apabila ada pertunjukan ludruk desa ini ramai dipadati penduduk, lain halnya sekarang yang hanya dari kalangan yang sudah tua saja yang meminati sedan dari generasi muda sudah mulai tidak merespon dengan kebudayaan daerah seperti itu, dan sekarang yang tersisa adalah Bersih Desa yang mungkin ada beberapa daerah yang juga melakukan tradisi ini. Bersih Desa ini bertujuan untuk membersihkan diri bagi penduduk dan juga untuk menjauhkan desa dari bahaya yang acaranya di isi oleh beberapa siraman rohani dan juga hiburan yang bagi masyarakat Klungkung di antaranya yaitu pengajian, hataman qur’an yang dilaksanakan sehari sebelum acara, arak-arakan, karnaval, pencak silat dan juga istigoshah yang biasanya bertempat di Kantor Kepala Desa Klungkung.
Selang beberapa menit kami memulai wawancara tiba- tiba hujan deras mengguyur desa ini namun tak menggoyahkan semangat kami untuk mengetahui informasi desa Klungkung dan akhirnya pertanyaan kami lanjutkan “Bagaimana awal dari terlahirnya acara bersih desa ini pak?” beliaupun menjawab bahwa latar belakang dari terciptanya acara ini adalah yang memang turun temurun dan sudah menjadi tradisi didesa Klungkung sendiri yang dahulu biasanya dilaksanakan bersamaan dengan Hari kemerdekaan Indonesia yakni tanggal 17 Agustus namun karena sekarang waktu tersebut bersamaan dengan Bulan puasa Ramadhan maka rencananya acaranya di laksanakan pada 29 November 2012 hari Kamis Minggu ini.
Setelah informasi yang kami dapat lumayan banyak tak lama kemudian kami akhirnya bergegas pamit untuk pulang. Namun melihat kondisi diluar rumah yang masih hujan akhirnya kami menunggu redanya hujan diluar area sekitar kepala desa yang disitu terdapat pos kampling dan akhirnya kami menunggu hujan reda disitu. Namun sekitar 15 menit kami menunggu dan hujanpun tak kunjung reda akhirnya kami memutuskan untuk pulang kerumah teman saya sambil kehujanan.
Setelah sampai di tempat kami langsung menunaikan sholat ashar dan dilanjutkan dengan makan rujak bersama sembari bersenda gurau.sesekali kami memperbincangkan tentang perekonomian desa Klungkung dan juga potensi yang dapat dihasilkan dari budidaya madu klanceng yang sebelumnya potensinya belum pernah dimaksimalkan. Karena hari sudah menjelang magrib dan hujan sudah reda kami langsung bergegas pamitan untuk pulang. Sebelum pulang saya mampir ke toko daerah jember yang berencana untuk membeli sebuah buku berjudul “Tuhan, maaf kami sedang sibuk” namun karena stoknya sudah habis kami mencoba buku lain.dan akhirnya kamipun pulang ketempat tinggal masing-masing. Meskipun lumayan lelah namun sungguh menyenangkan perjalanan observasi kami.

Catatan Reflektif:
kebudayaan barat memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mengikis kebudayaan lama di desa klungkung, seperti halnya ludruk. Tapi setidaknya masih ada budaya asli yang masih di pertahankan seperti halnya didesa Klungkung.
Pemuda desa lebih suka mengikuti arus budaya barat, sehingga perlu adanya semangat tuk mengembalikan kebudayaan asli di desa tersebut.
Bersih desa yang merupakan budaya asli mestinya terus di pertahankan dan di perkuat dengan mengikut sertakan pemuda desa.
ini ceritaku apa ceritamu......
catatan: Khoirotun Nikmah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar