Q.S Fushilat Ayat 33-34
ô`tBurß`|¡ômr&Zwöqs%`£JÏiB!%tæyn<Î)«!$#@ÏJtãur$[sÎ=»|¹tA$s%urÓÍ_¯RÎ)z`ÏBtûüÏJÎ=ó¡ßJø9$#ÇÌÌÈwurÈqtGó¡n@èpoY|¡ptø:$#wurèpy¥Íh¡¡9$#4ôìsù÷$#ÓÉL©9$$Î/}Ïdß`|¡ômr&#sÎ*sùÏ%©!$#y7uZ÷t/¼çmuZ÷t/ur×ourºytã¼çm¯Rr(x.;Í<urÒOÏJymÇÌÍÈ
Terjemahan :
33. siapakah yang lebih baik perkataannya
daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan
berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?"
34. dan tidaklah sama
kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik,
Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah
telah menjadi teman yang sangat setia.
A.
Munasabah
Ayat
Setelah ayat yang lalu memuji kaum
beriman yang konsisten dan menyampaikan janji Allah tentang dukungan malaikat
kepada mereka, ayat diatas melanjutkan pujian tetapi kali ini bagi mereka yang
beriman, konsisten, lagi berupaya membimbing pihak lain agar menjadi
manusia-manusia muslim yang taat dan patuh kepada Allah.
Dengan demikian, ayat diatas
bukanlah lanjutan dari ucapan malaikat. Ayat diatas menyatakan: Dan siapakah yang lebih baik perkataannya
daripada seorang yang menyeru kepada Allah agar yang Maha Kuasa ituselalu
diesakan, disembah dan ditaati secara tulus dan dia menyampaikan seruannya
dalam keadaan telah mngerjakan amal yang
saleh sehingga seruannya semakin
mantap.
B. Pembahasan kata kunci
Firman-Nya: («!$#n<Î)%tæy)yang menyeru kepada
Allah mengandung banyak
macam dan
peringkat.Peringkat pertama dan utama tentunya diduduki oleh Rasul saw yang
memang digelas oleh Allah sebagai da’iyan
ila Allah (QS. Al-Ahzab [33]: 46), disusul oleh para ulama dan cendikiawan
yang tulus dan mengamalkan ilmunya dan yang terjun ke masyarakat membimbing
mereka. Semakin luas lapangan bimbingan semakin tinggi pula da’i.
Kata (w) yang mempunyai arti tidakkedua yang terdapat pada Firman-Nya
(wurÈqtGó¡n@èpoY|¡ptø:$#wurèpy¥Íh¡¡9$#) yang artinya tidaklah sama kebaikan dan tidak (juga)
kejahatan menjadi
pembahasan para ulama. Karena sepintas kata Layang
kedua itu tidak diperlukan.
Ayat diatas menggunakan kata (ourºytã) artinya bukan ‘aduwwyang
berati musuh agar mencakup segala macam permusuhan dan peringkatnya, dari yang
rendah sampai dengan yang tertinggi. Kata (`|¡ômr&) pada ayat diatas
tidak harus
dipahami
dalam arti yang terbaik, tetapi yang baik pun dicakup olehnya.Memang kata tersebut
berbentuk superlatif, tetapi bentuk tersebut dipilih untuk lebih mendorong
menhadapi keburukan dengan kebaikan.[1]
C.
Tafsir
Ayat
Allah
Swt. Berfirman { Dan siapakah yang lebih baik perkataannya
daripada orang yang menyeru kepada Allah}maksudnya mengajak orang lain
untuk menyembah Allah Swt.,{ dan mengerjakan kebajikan dan berkata “
Sungguh aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)}artinya
dia sendiri merupakan orang yang mendapatkan hidayah sesuai dengan apa yang
dikatakannya. Jadi ia bermanfaat bagi dirinya sendiri danjuga untuk orang lain.
Ia adalah orang yang lazim
(berbuat sendiri) dan juga muta’addi(mempengaruhi yang lain).
Dia bukan orang yang menyuruh kepada kebaikan, tetapi dia sendiri tidak
melakukannya, atau mencegah kemungkaran, tetapi dia mengerjakannya. Dia pribadi
yang menjalankan kebaikan dan menjauhi keburukan. Dia menyeru makhluk menyembah
Sang Khalik. Ayat ini bersifat umum mencakup setiap orang yang mengajak kepada
kebaikan. Rasulullah Saw. Merupakan manusia paling utama dalam soal ini.
Demikian pendapat Muhammad Ibnu Sirrin, As Saddi, dan Abdurrahman bin Zaid bin
Aslam.
Ayat { Dan
tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan }yaitu ada
perbedaan besar antara keduanya. Ayat { Tolaklah (kejahatan itu)
dengan cara yang lebih baik } yaitu siapa berbuat jahat kepadamu,
balaslah dengan kebaikan terhadapnya. Ayat { sehingga orang
yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang
setia } yaitu menjadi kawan karib. Jika engkau berbuat baik
kepada orang yang berbuat jahat, kebaikan akan membawanya menjadi orang yang
bersahabat denganmu. Mereka akan bersikap lunak sehingga menjadi teman yang
setia. Dia akan menyayangimu dan berbuat baik kepadamu.[2]
Pesan utama
ayat ini adalah tentang keutamaan berdakwah kepada Allah SWT. kata dakwahyaitu
berasal dari kata da’a yang berarti menyeru,
mengajak, mengundang.Dari kata ini pula, asal kata
Da’i (laki-laki) dan Da’iyah (perempuan) : orang yang mendakwah/menyeru.
Adapun
pokok-pokok yang terkandung dalam ayat ini sebagai berikut
·
Ayat ini berbentuk kalimat tanya,
yang mewujudkan penguatan. Bahwa tiada perkataan yang lebih baik kecuali perkataan
yang menyeru/mengajak kepada Allah SWT.
·
Qoulan = perkataan, ucapan, tulisan
termasuk juga sikap kita. Keutamaan dakwah kepada Allah adalah dapat
menghindarkan azabNya.
Ayat ini menerangkan bahwa seseorang dikatakan orang yang paling baik perkataannya
ialah orang yang perkataan nya mengandung tiga perkara yaitu
1.
Orang yang
menyeru orang lain untuk mengkuti agama tauhid, mentauhitkan allah dan
taat kepadanya
2.
Mengerjakan amal sholeh, taat melaksanakan
perintah-perintah allah dan menghentikan larangannya
3.
Orang yang menjadikan agama islam sebagai agama
dan memurnikan ketaatan hanya kepadanya saja[3]
D.
Asbabunnuzul
Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas, ayat ini turun berkenaan dengan Abu Bakar r.a. ketika
orang-orang musyrik berkata “Tuhan kami Allah, malaikat putrinya, adalah
penolong kami disisi Allah”. Demikian pula orang-orang yahudi berkata “Tuhan
kami Allah, Uzair putranya, dan Muhammad bukan seorang nabi.” Mereka semua
tidak pada jalan yang benar. Oleh karena itu, Abu Bakar r.a. berkata “ Tuhan kita
satu, Allah semata, tiada sekutu bagiNya, Muhammad hamba dan utusanNya.” Dia
(Abu Bakar) pun pada jalan yang benar.
Ayat 33 ini berkenaan
dengan sikap Rasulullah dan orang-orang yang bersamanya. Mereka adalah
orang-orang yang lebih baik ucapannya dan seruannya daripada seruan orang-orang
yang musyrik dan golongan kafir.Sebelumnya Abu Sufyan bin Harb selalu memusuhi
dan menjadi penghalang utama dakwah Rasulullah. Akan tetapi, setelah Rasulullah
menikah dengan salah seorang wanita dari kaumnya, hubungan keduanya menjadi
dekat dan terjalin kuat.[4]
E.
Hikmah
Ayat
1)
Dari ayat ini bisa diambil hikmah bahwa sesuatu
yang paling utama dikerjakan oleh seseorang muslim ialah memperbaiki diri
terlebih dahulu.
2) Untukmeningkatkankeimanankitaterhadap
Allah dengancara Menyeru kepada kebaikan dan menjauhi kemaksiatan
3) Untukmemdekatkandirikitaterhadap
Allah dengan banyak intropeksi diri
4) Untuk
melaksanakan tingkah laku yang baik terhadap sesama
5)
Melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dengan
melalui berdakwah
Daftar Pustaka
1.
M. Shihab, Quraish.
Tafsir Al Misbah Volume 12. Jakarta; 2002. Lentera Hati
2.
Al-Qur’an dan
Tafsirnya. Uii. Jogyakarta; 1995. PT Dana Bhakti Wakaf
3.
Mubarakfury, Syeikh
Shafiyurrahman. 1999. Al Miṣbāh Al Munīr fi Tahżīb Tafsīr Ibnu Katṡīr. Riyadh :
Darussalam.
5.
http://epigraphein.blogspot.com/2012/07/tafsir-quran-surat-al-fussilat-ayat-33.html
/ diakses
pada 19 maret pukul 14.30 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar