Selasa, 23 April 2013

Sejarah Dakwah Rasulullah SAW


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam setelah beliau dimuliakan oleh Allah dengan nubuwwah dan risalah terbagi menjadi dua periode yang masing-masing memiliki keistimewaan tersendiri secara total, yaitu:
PERIODE MEKKAH : berlangsung selama lebih kurang 13 tahun
PERIODE MADINAH : berlangsung selama 10 tahun penuh
Dan masing-masing periode mengalami beberapa tahapan sedangkan masing-masing tahapan memiliki karakteristik tersendiri yang menonjolkannya dari yang lainnya. Hal itu akan tampak jelas setelah kita melakukan penelitian secara seksama dan detail terhadap kondisi yang dilalui oleh dakwah dalam kedua periode tersebut
Periode Mekkah dapat dibagi menjadi tiga tahapan:
Tahapan dakwah sirriyyah (sembunyi-sembunyi); berlangsung selama tiga tahun.
Tahapan dakwah secara terang-terangan kepada penduduk Mekkah; dari permulaan tahun ke-empat kenabian hingga hijrah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah.
Tahapan dakwah di luar Mekkah dan penyebarannya di kalangan penduduknya; dari penghujung tahun ke-sepuluh kenabian-dimana juga mencakup Periode Madinah- dan berlangsung hingga akhir hayat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Adapun mengenai tahapan-tahapan Periode Madinah maka rincian pembahasannya akan diketengahkan pada tempatnya nanti.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekkah 
1.      Masyarakat Arab Jahiliyah Periode Mekah
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab Jahiliyah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran agama tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah = rumah Allah SWT). Di antara berhala-berhala yang termahsyur bernama: Ma’abi, Hubai, Khuza’ah, Lata, Uzza dan Manar. Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in.
2.      Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul
Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT, terjadi pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah.
Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5. Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an. Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5) turun pula Surah Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia. Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah) selama 13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada beliau, wahyu berupa Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah. Surah-surah yang diturunkan pada periode Mekah dinamakan Surah Makkiyyah.
3.      Strategi Dakwah Rasulullah Saw Periode Mekah
Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan hokum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut:
Ø  Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun
Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil). Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah: Abdul Amar dari Bani Zuhrah ,Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Hari ,Utsman bin Affan ,Zubair bin Awam ,Sa’ad bin Abu Waqqas ,Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).


Ø  Dakwah secara terang-terangan
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216.
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:
·         Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
·         Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
·         Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M). Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain: Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar dan Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
·         Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah). Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah. Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.

4.      Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW
Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:
·         Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
·         Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
·         Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka. Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah Rasulullah SAW karena Islam melarang menyembah berhala.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah SAW bermacam-macam antara lain:
·         Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.
·         Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kamu kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala. Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi Muhammad SAW menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M. Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena menduga keadaan di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal labih kejam lagi. Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib. Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAW juga telah wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka cita).






B.     Dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah
1.      hijrah nabi muhammad saw ke yastrib (Madinah)
Faktor-faktor yang mendorong hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Yastrib (Madinah) antara lain :
Ada tanda-tanda perkembangan da’wah islam yang baik di Yastrib karena hal-hal berikut :
a.        Pada tahun 621 M. telah datang 13 penduduk Yastrib menemui Nabi Muhammad SAW di perbukitan Aqabah, mereka berikhrar masuk islam dan kejadian tersebut disebut Perjanjian Aqabah.
b.        Pada tahun berikutnya 622 M. datang lagi 73 orang Yastrib ke Makkah terdiri dari suku Aus dan Khazraj untuk menemui Rasulullah SAW dan mengundang agar pindah ke Yastrib. Mereka berjanji akan membela serta melindungi Rasulullah SAW.
c.        Ada rencana pembunuhan terhadap Rasulullah SAW oleh orang kafir Quraisy yang kesepakatannya diputuskan oleh pemuka-pemuka Quraisy di Darun Nadwah, mereka menyatakan bahwa :
1)        Mereka sangat kawatir apabila Nabi Muhammad dan pengikutnya telah berkuasa di Yastrib.
2)        Mereka akan membunuh Nabi Muhammad sebelum pindah ke Yastrib.
3)        Mereka menyusun rencana pembunuhan Nabi Muhammad SAW.
Rencana tersebut diketahui oleh Rasulullah SAW, kemudian beliau mengatur strategi dengan meminta Ali Bin Abu Thalib untuk tidur di tempat beliau dan Rasulullah meninggalkan rumah yang selanjutnya menuju rumah Abu Bakar Sidik, kemudian menuju gua di bukit Tsur.
Pemuda-pemuda Quraisy terkecoh ketika menemukan bahwa yang sedang tidur ternyata Ali Bin Abu Thalib. Mereka mencari Rasulullah di seluruh kota, tetapi hasilnya nihil. Mereka menyusul kearah Yastrib dan sampai juga di gua Tsur tempat Rasulullah SAW dan Abu bakar bersembunyi, tetapi mereka tidak menemukannya disana. Mereka pun kembali dengan tangan hampa karena tidak berhasil menemukan Rasulullah SAW. Tiga hari lamanya Rasulullah SAW bersembunyi di dalam gua itu. Setelah merasa aman, beliau bersama Abu bakar kemudian meneruskan perjalanan.
2.      Akhir Periode Da’wah Rasulullah SAW di Kota Makkah
Dengan hijrahnya Rasulullah SAW. Di Makkah ini berakhirlah periode pertama sejarah risalahnya di kota Makkah. Kurang lebih 13 tahun lamanya, beliau berjuang menyerukan islam di tengah masyarakat Makkah dengan jihad dan sabar mengorbankan jiwa tanpa menggunakan kekerasan.
Sebelum memasuki kota Yastrib, Rasulullah SAW singgah di Quba kira-kira 10 km jauhnya dari Yastrib. Di sini Rasulullah SAW mendirikan masjid yang dinamakan Masjid Quba. Tepat pada hari jum’at, 12 Rabiul Awal tahun Hijriyah. Kemudian mereka memasuki kota Yastrib . mereka mendapat sambutan penuh haru, hormat dan kerinduan diiringi pujian dari seluruh masyarakat Madinah. Pada hari itu juga Rasulullah SAW mengadakan sholat jum’at yang pertama kali dan berkhutbah dihadapan kaum Mujahirin dan kaum Ansar.
Sejak saat itu kota Yastrib berubah namanya menjadi Madinah Nabi (Madinah Rasul) selanjutnya kota itu disebut Madinah sebutan bagi orang-orang yang pindah  (Mujahirin). Sebutan penduduk asli (Ansar). Penduduk Madinah terdiri dari 2 golongan yaitu :
1.        Golongan Arab
2.        Golongan Yahudi
Strategi Rasulullah SAW untuk membentuk masyarakat muslim yang bebas dari ancaman dan tekanan yaitu :
1.        Mengadakan perjanjian saling membantu antara kaum muslim dengan orang non muslim
2.        Membangun kerjasama di bidang politik, ekonomi, sosial dll.
3.      Substansi Dan Strategi Rasulullah SAW Periode Madinah
Substansi dan strategi Rasulullah SAW periode Madinah :
a.        Membina masyarakat muslim melalui persaudaraan antara kaum Mujahirin dan kaum Ansar
b.        Memelihara dan mempertahankan masyarakat muslim
c.        Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi, dan sosial untuk masyarakat islam.
4.      Hikmah Sejarah Da’wah Rasulullah SAW Peroide Madinah
Ø  Hikmah sejarah dakwah Rasulullah SAW antara lain :
Ø  Dengan persaudaraan yang telah dilakukan oleh kaum Muhajirin dan kaum Anshardapat memberikan rasa aman dan tentram.
Ø  Persatuan dan saling menghormati antar agama
Ø  Menumbuh-kembangkan tolong menolong antara yang kuat dan lemah, yang kaya dan miskin
Ø  Memahami bahwa umat Islam harus berpegang menurut aturan Allah swt.
Ø  Memahami dan menyadari bahwa kita wajib agar menjalin hubungan dengan Allah swt dan antara manusia dengan manusia
Ø  Kita mendapatkan warisan yang sangat menentukan keselamatan kita baik di dunia maupun di akhirat.
Ø  Menjadikan inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan agama Islam.
Ø  Terciptanya hubungan yang kondusif

5.      Sikap Dan Perilaku
Sikap dan perilaku yang mencerminkan sikap penghayatan terhadap sejarah da’wah Rasulullah SAW pada periode Madinah antara lain :
1.      mengimani dengan sebenar-benarnya bahwa Muhammad saw adalah rasul dan nabi penutup para nabi
2.      Mencintai Rasullulah saw
3.      mensosialisasikan sunnah Nabi saw
4.      Gemar dan senang membaca buku sejarah nabi-nabi
5.      Memelihara silaturahmi dengan sesama manusia
6.      Berkunjung ke tanah suci Mekkah atau Madinah untuk melihat/ menapak tilas perjuangan Nabi Muhammad saw
7.      Mempelajari dan memahami Al Quran dan hadis-hadisnya
8.      Senantiasa berjihad dijalan Allah
9.      Aktif/ikut serta dalam acara kepanitiaan untuk memperingati hari-hari besar Islam
10.  Merawat dan melestarikan tempat ibadah (masjid)
11.  Menekuni dan mempelajari warisan Nabi saw










BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Rasulullah Saw adalah contoh terbaik, dalam menggerakkan dan mengelola dakwah. Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada agama Allah, terhitung spektakuler. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23 tahun beliau berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam pelukan Islam, yang imbasnya secara alamiah dari generasi ke generasi Islam telah menyebar ke seantero jagad. Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang mencapai kurang lebih 1.5 milyar tak lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun tersebut. Bahasan di seputar keberhasilan dakwah, tak ada rujukan yang paling pantas kecuali merujuk pada warisan sunnah yang telah ditinggalkan manusia paling agung, yakni Muhammad Saw.
Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. Begitu cepat berkembang dan hal tersebut sangat menghawatirkan para pemimpin dan pembesar Quraisy. Mereka takut bahwa kedudukan mereka yang semula begitu dihormati dan berkuasa akan menjadi tersaingi  dengan kekuatan Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada Rasulullah berarti sama dengan tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan kepada keluarga Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Diantara reaksi kaum Quraisy terhadap dakwah Rasulullah saw.


DAFTAR PUSTAKA
Suntiah, Ratu dan Maslani. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Bandung; CV.Insan Mandiri
Chalil, Moenawar. 2001.Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad. Jakarta: Gema Insani.
Badri Yatim. 2006. Sejarah  Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Muthahari, Murtadho. 2006. Sirah Sang Nabi. Jakarta: Al- Huda Al- Mubarakfury Rahman
Syafiyyursyaikh. 2000. Sirah Nabawiyyah. Jakarta: Pustaka Al- Kautsar

2 komentar: